Home Nasional Kemen Ekraf Dukung Radio Summit XVIII: Radio Tetap Jadi Kanal Strategis Penggerak...

Kemen Ekraf Dukung Radio Summit XVIII: Radio Tetap Jadi Kanal Strategis Penggerak Ekonomi Kreatif

254
0
SHARE

Jamaninfo.com, Jakarta, 15 November 2025 – Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Ekraf) Teuku Riefky Harsya menegaskan bahwa radio masih memiliki peran penting sebagai kanal strategis dalam mendistribusikan konten kreatif di Indonesia. Meski dihantam gempuran digitalisasi, data menunjukkan bahwa jutaan masyarakat masih setia mendengarkan radio.

Dalam paparannya pada gelaran Radio Summit XVIII 2025 di Hotel 101 Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Sabtu (15/11), Menteri Ekraf mengungkapkan bahwa pendengar radio di 10 kota besar masih mencapai 16 juta orang. Angka tersebut dirangkum oleh Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI).

“Radio tidak lagi dipandang sebagai medium tradisional, tetapi bagian penting dari ekonomi kreatif yang harus mampu mengembangkan model bisnis baru di era digital. Kementerian Ekonomi Kreatif berkomitmen mendukung penguatan industri radio agar tetap relevan, berdaya saing, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif dari daerah,” ujarnya.

Radio Masih Relevan di Tengah Transformasi Media

Selain jumlah pendengar yang masih tinggi, data PRSSNI juga mencatat bahwa belanja iklan radio masih stabil di angka Rp750 miliar per tahun, menunjukkan bahwa radio tetap menjadi media yang dipercaya oleh pelaku industri dan pengiklan.

Dengan tema “Radio Is Not Just A Vibe, It’s A Business”, Radio Summit XVIII menjadi ruang pertemuan antara pelaku industri radio dari berbagai daerah, akademisi, regulator, serta pengiklan untuk memperkuat posisi radio sebagai sektor strategis di tengah perubahan lanskap media modern.

Radio dinilai tetap memiliki jangkauan kuat, terutama di wilayah-wilayah yang belum terlayani internet secara optimal. Selain itu, radio juga memiliki rekam jejak historis dalam perjalanan bangsa: sebagai medium informasi, alat komunikasi darurat saat krisis, ruang edukasi publik, pelestarian budaya, hingga promosi seni lokal.

Tantangan Besar: Kompetisi Digital dan Perubahan Perilaku Pendengar

Meskipun demikian, industri radio menghadapi tantangan besar dari platform digital, media sosial, layanan streaming, hingga podcast yang tengah diminati generasi muda. Pergeseran belanja iklan ke platform daring menuntut radio untuk memperkuat inovasi konten serta mempercepat transformasi digital.

Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekraf, Agustini Rahayu, menekankan pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan demi keberlanjutan industri radio.

“Radio Summit ke-18 harus menjadi momentum kebangkitan radio nasional. Saya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat kolaborasi agar industri radio tetap relevan, tangguh, dan mampu beradaptasi di era digital,” tegasnya.

PRSSNI: Transformasi Digital Tidak Bisa Ditunda

Ketua PRSSNI M Rafik menambahkan bahwa radio harus mengambil langkah cepat dalam bertransformasi. Menurutnya, kolaborasi lintas generasi dan lintas media menjadi kunci untuk mempertahankan kekuatan radio sebagai industri modern yang tetap dekat dengan identitas lokal.

“Kolaborasi adalah kunci. Bersama saja belum tentu mudah, apalagi jika berjalan sendiri. Tapi dengan sinergi antar stasiun radio, asosiasi, dan pelaku kreatif, kita bisa menjadikan radio sebagai kekuatan ekonomi baru,” ujar Rafik.

Kemen Ekraf: Radio Tetap Jadi Pilar Ekosistem Kreatif Nasional

Kementerian Ekonomi Kreatif menegaskan komitmennya untuk terus mendukung penguatan ekosistem penyiaran nasional melalui fasilitasi, penyusunan regulasi adaptif, serta kemitraan strategis yang mendorong inovasi berkelanjutan.

Dengan dukungan tersebut, radio diyakini mampu mempertahankan perannya sebagai medium yang inklusif, kuat, dan berdaya saing dalam peta ekonomi kreatif Indonesia.



Sumber: Siaran Pers Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif
Plt. Kepala Biro Komunikasi: Kiagoos Irvan Faisal

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here