Home Opini Kepemimpinan Perempuan dalam Pilgub Kalbar

Kepemimpinan Perempuan dalam Pilgub Kalbar

63
0
SHARE

memasuki era  reformasi, kelompok perempuan pun mulai bermunculan seperti jamur di musim hujan. Aktivitas beberapa organisasi perempuan pada umumnya tidak jauh berbeda dengan gerakan perempuan di masa silam (walaupun, sebagian memandang bahwa tujuan akhir perjuangan mereka hanya terletak pada soal keadilan gender).

Kini, ditengah tumbuh suburnya bibit radikalisme dan SARA yang menggunakan wajah neoliberalisme di negeri ini, kiranya kaum perempuan tidak hanya sibuk meneriakkan kesetaraan. Gerakan perempuan harus menjadi bagian aktif dari gerakan rakyat menentang neoliberalisme dan imperialisme. Apalagi, jika diperiksa baik-baik, kebijakan neoliberalisme sangat mengorbankan kaum perempuan.

Tentang hal ini, Jauh-jauh hari Bung Karno sudah mengatakan, bahwa perempuan akan terbebas dari segala bentuk ketertindasan jika tujuan akhir bangsa Indonesia telah tercapai, yakni sosialisme.

Karenanya, upaya pembebasan perempuan harus seiring dengan perjuangan untuk menyusun masyarakat yang demokratis dan berkeadilan sosial.“Wanita harus mengerti, bahwa hanya sosialisme indonesia yakni pancasila sajalah yang dapat menolong dia dari ketertindasan, dan karenanya wanita harus ikut serta dalam penyelenggaraan segala hal-hal yang menjadi pokok perjuangan dengan cara yang sehebat-hebatnya,” kata Soekarno dalam bukunya, Sarinah.

Maka Kalimantan Barat sebagai salah satu wajah terdepan dalam melihat Indonesia membutuhkan kepemimpinan perempuan seperti Sarinah. Dimana kepemimpinan ini akan melahirkan pembebasan perempuan dalam struktur masyarakat di daerah tersebut. Suatu prestasi tersendiri apabila cita-cita itu terwujud maka Kalimantan barat akan menjadi salah satu provinsi yang mempunyai gubernur perempuan.

Untuk mencapai sosialisme Indonesia tersebut, kata Soekarno, perlu menciptakan syarat-syaratnya terlebih dahulu. Menurutnya, sebelum kita berbicara jauh pada tahap revolusi sosial, maka tahapan awalnya adalah perjuangan menuntaskan revolusi nasional. Inilah batu loncatan untuk memperjuangkan sosialisme Indonesia.

Karena itu, tak ada alasan bagi gerakan perempuan untuk terlibat dalam perjuangan menuntaskan revolusi nasional yakni memenangkan kepemimpinan perempuan di pemilihan gubernur Kalimantan barat. tidak ada alasan bagi kaum pergerakan secara umum, termasuk di kalangan laki-laki, untuk mengabaikan peranan kaum perempuan dalam pemilihan gubernur ini.

 

Agus Wiryono

Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga Dewan Pimpinan Pusat Jaringan Kemandirian Nasional (DPP JAMAN)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here