Home Ekonomi Kontribusi sektor Industri Tumbuh Positif

Kontribusi sektor Industri Tumbuh Positif

48
0
SHARE

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara menyampaikan bahwa kinerja sektor perindustrian terus menunjukkan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan ekonomi nasional.

Berdasarkan nilai tambah manufaktur (Manufacturing Value Added), posisi Indonesia di dunia melesat dari peringkat ke-11 pada tahun 2015 menjadi peringkat ke-9 tahun 2016 yang melampaui Inggris dan Kanada.

Sedangkan dari sisi kontribusinya terhadap PDB, sektor manufaktur telah memberikan kontribusi sebesar 17,88 persen terhadap PDB Indonesia.

Dengan nilai tersebut, Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia dari 15 negara yang kontribusi industri manufaktur terhadap PDB‐nya di atas 10 persen, bahkan kontribusi manufaktur Indonesia ini tertinggidi ASEAN.

“Kontribusi ini menunjukkan sektor industri terus mengalami pertumbuhan yang positif,” ungkap Ngakan di Jakarta, Selasa (3/4).

Sementara itu, jika dilihat dari neraca perdagangan nonmigas pada periode Januari 2018, tercatat Indonesia mengalami surplus sebesar USD 182,6 juta.

“Sektor industri saat ini terus berperan sebagai penopang utama ekspor Indonesia dengan kontribusinya sebesar 74,10 persen, serta berperan dalam menyerap 17 juta tenaga kerja atau 14,05 persen dari tenaga kerja di sektor ekonomi,” papar Ngakan.

Ngakan menuturkan, sektor industri telah berkontribusi terhadap penerimaan negara hingga mencapai Rp 335 triliun melalui pajak penghasilan nonmigas dan penerimaan cukai.

“Tahun 2017 merupakan periode rebound dengan pertumbuhan industri pengolahan non migas tumbuh 4,84 persen, setelah sebelumnya selama tiga tahun berturut‐turut mengalami perlambatan pertumbuhan,” tuturnya.

Bahkan, dari total nilai investasi yang masuk ke Indonesia selama kurun waktu tahun 2012‐2017, sektor industri memegang peranan tinggi dengan rata‐rata kontribusi sebesar 46,4 persen.

Selanjutnya, laporan indeks manajer pembelian (Purchasing Manager Index/PMI) oleh Nikkei and Markit, PMI manufaktur Indonesia naik dari 49,9 pada bulan Januari menjadi 51,4 pada Februari 2018.

Nilai PMI bulan Februari tersebut merupakan posisi tertinggi sejak bulan Juni 2016 (20 bulan yang lalu) dan nilai di atas 50 menandakan manufaktur tengah ekspansif.

Ngakan menjelaskan bahwa sektor industri tidak dapat berdiri sendiri dan sangat terkait kebutuhan bahan baku, energi, sampai iklim yang kondusif sehingga pembangunan industri dapat berhasil dan bermanfaat bagi rakyat apabila pembangunan tersebut bersifat holistik.

“Hal ini dapat dicapai apabila industri sudah menjadi awareness di tingkat nasional serta didukung oleh semua komponen bangsa yang bekerja sama untuk membangun industri yang kuat, berdaya saing, berkelanjutan dan inklusif,” ujarnya.

 

Sumber: http://kemenperin.go.id

Editor: Hendri Kurniawan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here