Home Jaman Bali Kunjungi Pantai Sumbersari, Cak IDL Diberondong Aspirasi Warga

Kunjungi Pantai Sumbersari, Cak IDL Diberondong Aspirasi Warga

59
0
SHARE
Ketua Umum JAMAN Antonius Iwan Dwi Laksono berdialog dengan kelompok masyarakat Banjar Sumbersari

JAMANINFO.COM, Jembrana – Ketua Umum Jaringan Kemandirian Nasional, Antonius Iwan Dwi Laksono kelabakan saat berkunjung ke Banjar Sumbersari Desa Melaya Kecamatan Melaya, Jembrana – Bali (22/3/2019). Betapa tidak, rupanya banyak permasalahan yang dikeluhkan warga setempat lantaran berbelitnya birokrasi selama ini. Dalam kunjungannya ke Pantai Sumbersari, Jalan Ikan Paus Sumbersari, warga berharap Cak IDL bisa menjembatani aspirasi masyarakat jika lolos ke Senayan nantinya.

Seperti penuturan Dewa, koordinator warga setempat yang mendapat laporan jika aspirasi kelompok-kelompok nelayan kerap menguap lantaran birokrasi pengurusan bantuan untuk nelayan terlalu berbelit-belit. Padahal, bantuan pemerintah sangat diharapkan para nelayan untuk memaksimalkan tangkapannya.

“Kami melapor dari desa trus kemudian ke pemda, itu nyampenya 3 tahun baru sampe di pusat pak. Dan tau-tau sudah ganti presiden. Sedangkan kami tetap seperti ini. Makanya saya sudah mempelajari masyarakat di sini sudah puluhan tahun pak. Karena kebetulan saya lahir di daerah sini. Sehingga saya paham betul kebutuhan masyarakat sini,”kata lelaki tambun tersebut.

Selain itu, para nelayan berharap JAMAN juga memfasilitasi para nelayan untuk mengembangkan prospek pariwisata yang sudah diinisiasi warga. Pasalnya, warga di Pantai Sumbersari sudah sadar wisata hingga membangun wahana wisata pantai dengan swadaya masyarakat. Mereka mendirikan pondokan dan kedai di pinggir pantai bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana alam. Sayangnya, swadaya masyarakat yang seadanya ini dirasa belum optimal.

Dewa menyampaikan aspirasi warga saat dikunjungi Cak IDL

“Jadi mohon dengan adanya grup (organisasi) JAMAN ini kami mengundang investor langsung saja datang ke tempat kami. Karena kami sudah berdiri kelompok-kelompok masyarakat. Mungkin nanti bisa dibicarakan langsung bagaimana teknis pekaksanaannya,” kata lelaki kelahiran Desa Melaya itu.

Selain persoalan tersebut, menjamurnya kandang-kandang ternak di Desa Melaya juga banyak dikeluhkan masyarakat. Meski warga merasa terganggu kesehatannya dengan bau kotoran yang dihasilkan, mereka tidak bisa protes pada peternaknya. Padahal sudah ada peraturan yang membatasi para peternak yang berada di wilayah tersebut.

“Padahal menurut peraturan itu satu wilayah hanya boleh dua kandang ayam. Kalo bapak telusuri di desa, itu banyak kandang ayam. Dan setiap hari bukan hanya ayam saja yang panen, tapi juga lalat panen,” papar Dewa.

Warga berharap, ada win-win solution yang bisa ditawarkan JAMAN ke pemerintah untuk polusi udara tersebut. Dengan demikian, tidak muncul konflik antar warga akibat persoalan tersebut.

“Kami tidak bisa protes karena masalahnya mereka mencari nafkah juga. Dan ini kebetulan belum ada teknologi untuk mengelola lalat. Mungkin ada solusi, entah itu tenaga ahli di bidang peretnakan ayam supaya lalatnya nggak ikut,” ujarnya.

Dewa juga menyinggung persoalan para santri yang merasa kurang mendapat perhatian pemerintah. Meski demikian, kelompok-kelompok warga di Desa Melaya bertekad untuk memenangkan kembali Capres petahana mengingat pembangunan yang sudah dilakukan untuk negeri ini.

“Nah disini juga ada beberapa kelompok seperti pondok pesantren itu mohon diperhatikan karena teman-teman di sini banyak yang muslim. Kami sudah mendata dan menanyakan ke temen-temen di sini, di sini Joko Widodo semua, pak,” tegas Dewa.

Mendengar keluhan warga setempat, Cak IDL menegaskan jika dirinya akan berusaha maksimal mencarikan solusi permasalahan warga melalui organisasi yang selama ini dipimpinnya. Pasalnya, selama ini JAMAN sudah sering menjembatani aspirasi masyarakat di sejumlah daerah seperti di Palu, Banten dan daerah-daerah lainnya.

“Kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi solusi bagi rakyat. Seperti dulu ada TKI yang mengalami masalah di luar negeri, JAMAN berupaya seoptimal mungkin menelusuri datan-datanya dan menyerahkan ke kementrian luar negeri untuk segera diantar pulang,” katanya.

Jika memang dirinya lolos ke Senayan dan duduk sebagai anggota DPR RI kelak, dirinya akan semakin mudah untuk mendobrak pemerintah pusat agar segera menyelesaikan persoalan di bawah. Meski demikian, JAMAN yang dipimpinnya akan terus memperjuangkan kemandirian masyarakat, tidak hanya berhenti pada ritual demokrasi lima tahunan semata.

“JAMAN ini sudah berdiri sejak 2007 lalu. Jadi bukan hanya untuk kepentingan politik semata, melainkan untuk memperjuangkan kemandirian di masyarakat. Memang selama ini kita di JAMAN hanya bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat melalui organisasi. Lain halnya jika nanti saya bisa berada di DPR sana, kita akan dobrak eksekutif untuk memperhatikan masyarakat,” katanya.

Cak IDL menambahkan, sejak pendiriannya JAMAN memang berusaha mencari sosok pemimpin yang revolusioner merubah mainset birokrasi negeri ini yang berbelit-belit. Lantas muncullah sosok Walikota Solo yang wajahnya ndeso tapi istrinya cantik. Sosok yang tegas dan kuat pada pendiriannya dengan didampingi istri yang lemah lembut.

“Dari penilaian itulah, kami menganggap bahwa Joko Widodo lah yang pantas memimpin negeri ini melalui revolusi mental, melalui Nawacita yang kita sampaikan ke beliau,” pungkas mantan aktifis ’98 tersebut. SDK

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here