Jaman.or.id, NTT (23/6)- Sebagian besar masyarakat petani Amfoang di Kecamatan Amfoang Tengah kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menanam jagung, padi ladang serta umbi-umbian. Sementara, tanaman perkebunan seperti mangga, kopi, kelapa dan jeruk hanya sebagai tanaman pendamping untuk jangka waktu yang cukup lama.
Dipastikan jarang kita menemukan petani di Kecamatan Amfoang Tengah menanam lombok atau cabe apalagi ditanam secara besar-besaran. Takhayal, lombok untuk kebutuhan dalam rumah sendiri terpaksa harus beli di pasar Oesao. Kondisi ini kemudian mendorong Marthen Niubay seorang Pendeta di wilayah itu, tepatnya di Desa Manumuti, Kecamatan Amfoang Tengah berinisiatif menanam lombok secara besar-besaran di lahan seluas 10 hektare.
Upaya dan kerja keras pendeta ini ternyata memberi hasil yang sangat memuaskan. Sebelumnya, beragam pendapat pesimis atas usaha menanam lombok Pasalnya, menurut masyarakat setempat struktur tanah di Amfoang tidak cocok bagi tanaman lombok, mustahil tanaman lombok bisa tumbuh baik di wilayah Amfoang Tengah.
Berbekal tekad dan kemauan yang kuat Pdt. Marthen Niubay berhasil merealisasi niatnya menanam lombok di wilayah itu. Tak tanggung-tanggung melihat tahun pertama tanaman lombok berhasil, tahun kedua di 2015 hingga sekarang di tahun ketiga lahan tanam lombok pendeta ini bertambah luas capai 2 hektar plus.
Total pendapatan selama dua tahun tanam lombok capai 70 juta rupiah. Tentu, angka ini cukup fantastis dan di luar dugaan. Dari segi pemasaran diakui tidak ada kendala karena lombok-lombok itu diangkut langsung ke penampung atau para pedagang di pasar kasih Naikoten dan pasar Oesao tentu tidak ada yang terbuang sia-sia. Pasanya, jauh-jauh hari para penampung dan pedagang di dua pasar itu sudah menghubnginya. (Moses).