Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa saat ini tekanan terhadap Rupiah sudah terlihat semakin berkurang. Namun, menurutnya, meskipun saat ini kepercayaan terhadap perekonomian dan suasana global tetap harus diwaspadai.
“Tapi ini kita akan jaga terus bersama Bank Indonesia dari sisi persepsi karena kemarin dengan APBN yang kita sampaikan sangat positif, primary balance nya sudah mendekati nol, defisitnya jauh lebih kecil,” kata dia usai menghadiri sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/1) sore.
Sri Mulyani menjelaskan, kondisi ini yang selanjutnya menyebabkan kepercayaan terhadap surat-surat berharga di Indonesia menjadi meningkat. Sehingga saat Federal Reserve (Bank Sentral AS) mengumumkan bahwa mereka akan bersabar, hal itu memberikan boost terhadap posisi Indonesia.
“Jadi ini yang akan kita coba terus perbaiki di dalam rangka untuk bisa meningkatkan positive sentiment pada awal tahun,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus menguat. Pada transaksi Senin (7/1), nilai tukar rupiah mencapai Rp 14.105 menguat dibanding akhir pekan lalu Rp14.350 per dollar AS.
Ia juga menekankan bahwa realisasi APBN 2019 merupakan hal yang sangat penting. Pasalnya, pada tahun 2018 kemarin, serapan anggaran APBN sudah mencapai 99 persen.
“Tapi itu ditolong dengan belanja-belanja tambahan seperti Asian Games yang ditambahkan, kemudian anggaran bencana yang juga kita pindahkan ke K/L, itu menyebabkan penyerapan lebih baik,” terangnya.
Sri Mulyani menyampaikan bahwa Pemerintah saat ini juga tengah fokus dalam menjaga stabilitas harga pangan. “Itu yang menjadi salah satu yang akan kita fokuskan,” ucapnya.
Sumber: http://setkab.go.id
Editor: Eva Ulpiati
