Home Ekonomi Pemerintah Dorong IKM Nasional untuk Go Global dan Go Digital

Pemerintah Dorong IKM Nasional untuk Go Global dan Go Digital

41
0
SHARE

Industri kecil dan menengah (IKM) telah lama berperan penting dalam menopang perekonomian nasional. Maka dari itu, Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk mengembangkan sektor industri tersebut.

Sektor yang menjadi mayoritas dari populasi industri di Indonesia ini, para pelaku usahanya dikenal memiliki ketangguhan dalam merintis bisnisnya dan mempunyai kreativitas guna meningkatkan daya saing porduknya.

“Misalnya, di era digital sekarang, perkembangan startup lokal kian tumbuh siginifikan seiring dengan momentum bonus demografi yang akan dialami Indonesia pada tahun 2020-2030. Pasalnya, bisnis startup ini diminati oleh generasi milenial,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Rabu (11/4).

Saat ini, baru tercatat sekitar 2 persen pelaku startup lokal dari total keseluruhan populasi masyarakat Indonesia. Untuk itu, Pemerintah menargetkan Indonesia bisa menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020.

“Dengan memiliki 1.000 startup berbasis digital, valuasi bisnisnya mencapai USD 100 miliar, dan total nilai e-commerce sebesar USD 130 miliar,” ujar Gati.

Guna mewujudkan sasaran itu, Kemenperin turut serta dalam ajang Maker Fest 2018 yang merupakan gerakan empowering movement bagi kreator atau produsen lokal yang digagas oleh Tokopedia. Kegiatan Maker Fest tahap I dilaksanakan di Lapangan Benteng, Medan, Sumatera Utara pada 7-8 April 2018.

Maker Fest ini bertujuan untuk menumbuhkan lebih banyak pelaku industri kreatif di dalam negeri terutama gerenasi muda yang mampu mengembangkan produk dan merek nasional di kancah global.

Sebanyak lima IKM binaan Ditjen IKM Kemenperin yang ikut serta dalam ajang tersebut, yakni Rumah Nayozie (memproduksi Dompet Ulos), Fame Handmade (Rajutan), Creabrush Indonesia (Handycraft), Mom’s Craft (Decoupage), dan Reihani Tenun Batik Batak Melayu (Tenun).

“Maker Fest rencananya diselenggarakan di delapan kota untuk mendorong para wirausaha untuk mengkreasikan produk-produknya. Nantinya, akan ada kegiatan puncak untuk memilih tiga kreator dengan produk terbaik,” tutur Gati.

Gati menyatakan, pihaknya konsisten memberikan pembinaan kepada kreator muda dalam negeri untuk mendorong industri kreatif Indonesia bisa go global dan go digital.

“Kami terus membina ide-ide kreatif dari para pelaku IKM ini bisa diwujudkan dalam bentuk produk nasional yang berdaya saing global serta dapat memanfaatkan teknologi digital,” terangnya.

Dalam upaya mendorong IKM nasional agar mampu menggunakan teknologi digital, Kemenperin telah membuat fasilitasnya melalui e-Smart IKM. Sampai tahun 2019,  Kemenperin menargetkan dapat mengajak 10 ribu pelaku IKM seluruh Indonesia untuk mengikuti lokakarya tersebut.

“Hingga saat ini sebanyak 1.730 pelaku IKM telah mengikuti workshop e-Smart IKM,” ungkap Gati.

Gati menambahkan, pembinaan dalam program e-Smart IKM ini tidak hanya dalam sesi workshop saja. Kepada para IKM yang hasil produksinya tidak laku dipasarkan di marketplace, akan dilakukan pembinaan lanjutan berupa pelatihan sumber daya manusia, pendampingan dalam proses produksi, desain produk dan kemasan serta bantuan mesin dan peralatan melalui program restruksturisasi.

“Kami berharap para pelaku IKM dapat memanfaatkan fasilitas tersebut sehingga bisa mendapatkan berbagai informasi terhadap program, kebijakan, fasilitasi dan layanan lainnya mengenai pengembangan IKM,” tandasnya.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, Indonesia merupakan negara yang potensial untuk tumbuh dan berkembangnya perdagangan elektronik (e-commerce) karena menjadi pasar terbesar di ASEAN.

“Potensi ini didukung dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, di mana penetrasi internet telah menjangkau sebanyak 90,5 juta jiwa dan di antara mereka sekitar 26,3 juta jiwa telah berbelanja secara online,” ungkapnya.

Saat ini, diASEAN ada sekitar tujuh unicorn atau perusahaan startup yang memiliki valuasi di atas USD 1 miliar. Empat di antaranya dari Indonesia, yakni Bukalapak, Traveloka, Tokopedia, dan Gojek.

“Dalam pelaksanaan program e-Smart IKM, Kemenperin telah bekerja sama dengan beberapa marketplace dalam negeri,” kata Airlangga.

 

Sumber: www.kemenperin.go.id

Editor: Hendri Kurniawan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here