Home Ekonomi SDM Berkompetensi Digital Topang Industri 4.0

SDM Berkompetensi Digital Topang Industri 4.0

47
0
SHARE

Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto menyampaikan bahwa sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor utama dalam menopang implementasi revolusi industri keempat. Namun, kata dia, SDM yang diperlukan oleh industri tersebut adalah yang memiliki kompetensi dalam memanfaatkan teknologi digital.

“SDM tidak bisa lepas dari aktivitas industri. Meski sekarang sudah memasuki era digital,” katanya saat memberikan sambutan dalam Musyawarah Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ke-10 di Jakarta, Selasa (24/4).

Berkaitan dengan hal itu, lanjut Airlangga, Kementerian Perindustrian telah meggulirkan berbagai program pendidikan dan pelatihan vokasi guna menyongsong industri 4.0. “Misalnya, pendidikan vokasi yang link and match antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),” ujarnya.

Untuk diketahui, Kemenperin telah meluncurkan program vokasi tersebut dalam lima tahap. Wilayahnya meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta, Jawa Barat, Sumatera Utara, serta DKI Jakarta dan Banten. Total industri yang terlibat sebanyak 558 perusahaan dan 1.537 SMK.

“Untuk pengembangan SDM di politeknik, kami juga punya program skill for competitiveness (S4C) yang bekerja sama dengan Swiss,” ujar Airlangga.

Politeknik tersebut, yaitu Politeknik Logam Morowali, Sulawesi Tengah,Politeknik Kayu dan Pengolahan Kayu Kendal, Jawa Tengah, Politeknik Industri Petrokimia Cilegon,Banten, serta Akademi

Morowali menjadi kabupaten di Sulawesi Tengah yang memiliki pertumbuhan ekonomi sangat pesat, dengan mencapai 60 persen atau 12 kali dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Perkembangan wilayah tersebut juga dipengaruhi besar dengan berdirinya Kawasan Industri Morowali, di mana sebagian besar terdiri dari perusahaan smelter nikel yang mampu meningkatkan nilai tambah,  menyerap banyak tenaga kerja, dan memberikan devisa negara dari hasil ekspor.

“Produk dari Morowali menjadi salah satu yang terbaik di Asia Tenggara,” ungkap Airlangga.

Airlangga menuturkan, pemerintah terus mendorong agar semakin banyak para pengusaha nasional terutama yang tergabung di Apindo dapat terlibat dalam program pendidikan dan pelatihan vokasi.

“Implementasi industri digital atau industri 4.0 ini ada di tangan pengusaha. Sedangkan, pemerintah yang membuat roadmap-nya,” terangnya.

Airlangga juga menekankan, penerapan teknologi industri generasi keempat tidak serta-merta menghapus kegiatan industri konvensional. Pasalnya, ada produk-produk tertentu yang hanya dapat dihasilkan oleh industri konvensional.

“Contohnya, alat tenun bukan mesin (ATBM) itu masih didorong oleh Apindo.  Jadi, tidak benar jika industri manual itu langsung hilang. Buktinya ATBM masih digalakkan,” paparnya.

Airlangga menyampaikan, walaupun digitalisasi tidak bisa dihindari, tetapi era perubahan ini tidak akan menghilangkan lapangan pekerjaan. Justru ada beragam profesi baru yang akan tercipta dari perkembangan teknologi.

“Misalnya, di balik pengoperasian sebuah robot pasti membutuhkan tenaga kerja manusia. Aplikasi ojek online juga masih butuh manusia sebagai driver,” ungkapnya.

Industri 4.0 merupakan lanjutan dari revolusi industri ketiga yang butuh segala hal terkait internet serta kebutuhan data yang cepat dan besar. “Karena itu, sangat penting untuk menyiapkan diri untuk menghadapi situasi ini,” imbuh Airlangga.

Menurut Airlangga, para pedagang konvensional hingga pedagang kaki lima tidak akan tergerus habis dengan proses digitalisasi. Bahkan digitalisasi bisa membuat mereka makin kreatif dan berkembang dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi baru.

“Mereka bisa berkembang dengan adanya aplikasi belanja online seperti Tokopedia,” tuturnya.

Dalam mendorong industri kecil dan menengah (IKM) nasional agar mampu menggunakan teknologi digital, Kemenperin telah membuat fasilitasnya melalui e-Smart IKM.

Hingga saat ini sebanyak 1.730 pelaku IKM telah mengikuti workshop e-Smart IKM.Sampai tahun 2019, Kemenperin menargetkan dapat mengajak 10 ribu pelaku IKMseluruh Indonesia untuk mengikuti lokakarya tersebut.

 

Sumber: http://kemenperin.go.id

Editor: Hendri Kurniawan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here