Home Nasional Sempat Alami Kegagalan, Presiden Minta Petani Udang Tidak Terburu-buru Perluas Usaha

Sempat Alami Kegagalan, Presiden Minta Petani Udang Tidak Terburu-buru Perluas Usaha

63
0
SHARE

Meski sudah mendekati masa panen, Presiden Joko Widodo meminta kepada petani udang vaname tidak terburu-buru memperluas usahanya. Pasalnya, sebelumnya para petani sempat mengalami kegagalan saat menebarkan benih pada tahun 2017 silam.

“Dulu perkiraan kita di Februari (2018) bisa panen, ternyata gagal. Nanti tanya ke petaninya. Gagal. Diulang lagi yang kedua, berhasil tapi baru 50 persen,” kata Presiden usai mengikuti panen raya udang vaname, di Desa Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (30/1).

Presiden menekankan bahwa kegagalan dan keberhasilan petani itu merupakan proses pembelajaran yang berharga.

“Yang kedua hanya dapat dua ton. Yang ketiga ini diperkirakan nanti akan dapat kira-kira lima ton, ini sudah pada posisi yang normal. Ini kita harapkan. Kalau nanti ini sudah benar, karena memelihara udang vaname juga tidak mudah, lingkungan, suhu, kemudian oksigen, semua,” tandasnya.

Kegagalan penebaran benih yang pertama disebabkan adanya virus. Namun, kini petani sudah dapat mempelajari keluar dan tidak virus itu.

Untuk diketahui, dari 80 hektar tambah yang diberikan kepada masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat Perhutanan Sosial.

Presiden menjelaskan bahwa uji coba terhadap budi daya udang vaname baru dilaksanakan pada 10 hektar lahan.

Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak ingin tergesa-gesa sebelum menemukan format yang tepat. Hal ini karena menyangkut modal yang tidak sedikit.  

“Hati-hati, kita tidak boleh membiarkan petani rugi kemudian semuanya kapok enggak berani memelihara udang. Karena ini permintaan udang vaname ini gede sekali, untuk ekspor terutama,” ujarnya.

 Presiden menambahkan, permintaan udang untuk ekspor ke luar negeri sangat besar bahkan permintaan datang dari hampir semua negara.

Terkait modal yang dibutuhkan untuk budi daya udang vaname, Presiden mengungkapkan bahwa untuk satu hektar membutuhkan mkodal kurang lebih Rp 180 jutaan. Sementara itu, jika berhasil panen petani mendapatkan hasil sekira Rp 310 juta hingga Rp 320 juta.

“Artinya ada margin keuntungan sekali panen itu Rp 120 jutaan kurang lebih. Ini kan duit gede banget,” katanya.

Namun, Presiden juga mengingatkan, untuk mencapai hal itu memerlukan proses yang tidak sebentar.

“Tapi kalau orang sudah belajar dari proses kegagalan, itu yang paling penting,” tegasnya.

Sumber: http://setkab.go.id

Editor: Eva Ulpiati

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here