Home Pangan Awal Tahun 2019, Indonesia Genjot Ekspor Komoditas Pertanian

Awal Tahun 2019, Indonesia Genjot Ekspor Komoditas Pertanian

66
0
SHARE
Sumber foto: https://jpp.go.id

Awal tahun 2019 ini, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman langsung menggenjot ekspor komoditas pertanian. Ia nampak tengah melepas ekspor sayuran daun dari Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, ke Singapura dan Brunei Darussalam, Kamis (3/1).

Amran menjelaskan, volume ekspor sayuran segar dari Bandung Barat cukup besar. Potensi pengembangan sayuran di daerah ini khususnya kawasan pertanian di Lembang sangat luas dan subur serta dukungan dari pemerintah baik pusat maupun daerah sangat tinggi.

“Dari Bandung Barat, volume ekspor sayuran setahunnya mencapai 1.500 ton setahun atau 3,5 sampai 4 ton per hari. Dulu kita impor, dari Australia dan Amerika, tapi sekarang ekspor. Ini luar biasa kita membalikan impor ke ekspor ke Singapura, Brunei Darussalam dan Hongkong. Ini serangan balik dari Indonesia,” ujarnya.

Ia menjelaskan, jenis sayuran daun yang diproduksi merupakan komoditas ekspor. “Ini meliputi komoditas Baby Buncis, Buncis Kenya, Buncis Super, Watercress, Edamame, Zuchini, Kyuri, Red Oakleaf, dan Radichio. Jenis sayuran tersebut dapat tumbuh baik di daerah Bandung dan sekitarnya,” jelas Amran.

Sebanyak 3 perusahaan yang dilepas ekspor kali ini, yaitu PT. Momenta Agrikultura Amazing Farm, CV. Fortuna Agro Mandiri, PT. Alamanda.

Produk yang diekspor perusahaan tersebut berasal dari kebun perusahaan serta petani dan kelompok tani mitra yang tersebar di daerah Lembang, Ciwidey, Pengalengan, Cibodas, dan juga Sukabumi.

Amran menuturkan, kinerja sektor pertanian berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), akumulasi kinerja ekspor pangan sejak 2016 hingga 2018 naik 29 persen, inflasi pangan tahun 2014 sebesar 10,57 persen turun menjadi 1,26 persen tahun 2017. Kemudian, investasi naik 110% nilainya Rp 94,2 triliun bahkan kontribusi sektor pertanian meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional (PDB) naik 47,2% atau Rp 1.375 triliun.

“Ini prestasi baru sepanjang sejarah Indonesia. Ekspor kita dorong terus. Prestasi penurunan inflasi ini sulit ditemukan dalam sejarah, karena biasanya menggerakan inflasi 0,1 sampai 0,5 persen itu sulit. Kami sudah laporkan ke Bapak Presiden bahwa sektor pertanian berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi,” paparnya.

Amran juga mengungkapkan, dengan ekspor sayuran ini semakin membuktikan bahwa Pemerintah Jokowi-JK sangat berkomitmen meningkatkan produksi dan kualitas komoditas sayuran. Artinya tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun sanggup mengisi pasar luar negeri.

“Ekspor ini pun membuktikan produk pertanian Indonesia makin diakui dan diterima di luar negeri. Ke depan untuk meningkatkan produksi dan volume ekspor, kami bantu bibit dan lainya bahkan kami rekrut petani milenial, target 1 juta petani” tegasnya.

Sebagai informasi, harga sayuran asal Indonesia di pasar ekspor ini rata-rata 3,5 dollar Singapura per kilogramnya, sehingga menjadi nilai tambah bagi petani sayuran agar makin sejahtera.

Sumber: https://jpp.go.id

Editor: Puput KJ

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here