Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memiliki tugas untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk dan jasa ekonomi kreatif Indonesia. salah satu subsektor yang didukung oleh Bekraf adalah fesyen.
Berkaitan dengan hal itu, dalam rangka melaksanakan fungsi tersebut Bekraf akan mengikuti event trade show Agenda 2018 yang akan dilaksanakan di Long Beach, California, Amerika Serikat pada 28-30 Juni 2018.
Dalam mengikuti kegiatan tersebut, Bekraf akan membawa lima brand lokal dalam kegiatan Pameran Streetwear tahun 2018.
Salah satu kurator Bekraf, Khairiyyah Sari, menyampaikan bahwa lima brand lokal tersebut sudah melewati tiga tahapan kurasi oleh para kurator yaitu Khairiyyah Sari, Hanafie Akhmad, Syahmedi Dean, dan Febe Riyanti Siahaan.
Untuk kurasi tahapan kedua dilakukan kurasi langsung oleh brand partnership Agenda yaitu Richard Soto. “Pendaftaran terbuka telah dilakukan yaitu dimulai tanggal 27 Februari 2018 dan berlangsung selama 2 minggu,” jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (22/6).
Khairiyyah mengklaim bahwa masyrakat cukup antusias untuk mengikuti kegiatan itu. Hal itu terbukti dari peserta yang mendaftar.
“Masyarakat cukup antusias dengan acara ini, ratusan peserta ikut berpartisipasi dengan berbafagai produk mereka. Setelah melalui tiga tahapan kurasi, terpilihlah lima brand yang dirasa tepat,” ucapnya.
Untuk diketahui, Agenda Show merupakan pameran fesyen khusus katagori streetwear, action sport, denim, footwear, surfing dan skate.
Sejak digelar pertama tahun 2003, Agenda Show sudah dihadiri oleh lebih dari 10 ribu pengunjung dari berbagai Negara diantaranya buyers, media, distributor dan influencers dari Amerika Serikat dan 50 negara lain di dunia.
“Keikutsertaan ini mencerminkan salah satu upaya Bekraf untuk terus meningkatkan fesyen sebagai sector unggulan ekraf di Indonesia,” ujar Deputi Pemasaran Bekraf, Joshua Simandjuntak.
Ia berharap, dengan dukungan ini, industri fesyen streetwear tanah air semakin berkembang pesat dan mendapat tempat di hati dunia.
Menurut data Outlook Ekonomi Kreatif 2017 yang diterbitkan oleh Bekraf, sub sector fesyen merupakan salah satu sub sektor ekraf dengan nilai pendapatan terbesar (tahun 2016) yaitu senilai Rp 166 triliun atau berkontribusi sebesar 18,01% terhadap PDB Ekraf.
Secara umum, nilai ekspor produk fesyen Indonesia pada 2015 mencapai USD 10,90 miliar, meningkat sebesar 1,84% dibandingkan ekspor di tahun 2014 dan memberikan kontribusi sebesar 54,54% terhadap total nilai ekspor sector ekraf.
“Nilai tersebut menjadikan sub sektor fesyen sebagai salah satu industri yang sangat penting bagi ekonomi kreatif,” jelas Joshua.
Negara tujuan ekspor produk fesyen Indonesia adalah Amerika Serikat dengan nilai sebesar USD 4,72 miliar, lalu di posisi kedua dan ketiga berturut-turut adalah Jepang dengan nilai ekspor USD 943,6 juta, dan Jerman dengan nilai ekspor USD 701 juta.
“Komoditas terbesar produk fesyen ke Amerika Serikat berasal dari industry pakaian jadi dari tekstil,” ucap Joshua.
Khairiyyah kembali menjelaskan, tren streetwear berangkat dari tren fesyen dunia dimulai di tahun 90-an, produk streetwear yang berasal dari gaya hip hop dan skate muncul dan menjadi incaran kaum muda.
“Saat itu, streetwear merupakan sarana untuk menunjukkan identitas diri dan merefleksikan status social serta menampilkan kebanggaan dan integritas sebagai seorang individu dengan mengekspresikan diri melalui pakaian,” terangnya.
Di Indonesia, tren ini mulai terlihat di tahun 90an saat era Distro berjaya. Lebel-lebel produksi dalam negeri yang menjual kaus, jaket hoodies, yang belum berani menjual labelnya sendiri, menitipkannya di distro-distro.
Indonesia kembali semarak dipenuhi dengan label streetwear yang inovatif serta dipenuhinya acara-acara yang berhubungan dengan gaya hidup itu. Pemakainya, yaitu generasi Z menjadi konsumen utama produk streetwear.
“Mereka menilai bahwa streetwear merupakan gaya pakaian yang nyaman digunakan dan memiliki karakter. Streetwear, saat ini bukan hanya sekadar dipakai, namum juga menjadi sebuah kebanggaan bagi para pemakainya,” papar Khairiyyah.
Sebagai informasi, 5 brand yang didukung oleh Bekraf di Agenda Show 2018 ini adalah Elhaus dengan modern menswear dan denim, Paradise Touth Club dengan inspirasi gaya hidup 90’s skate dan musik, OldblurCo yang fokus di produksi denim, Monstore yang memiliki koleksi unisex, apparel, dan home, serta Potmeetspop asal Bandung yang berkreasi dengan aneka denim rancangan modern.
Reporter : Rahmew