Presiden Joko Widodo berharap agar usaha-usaha super mikro yang memperoleh pinjaman dari program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dapat berkembang menjadi usaha mikro.
“Kita harapkan setelah mendapatkan program Mekaar ini ya berkembang, misalnya yang dulunya hanya jualan nasi uduk sekarang tambah jualan, ini tahu namanya nah jualan cilok. Yang dulu jualan cilok, tambah lagi misalnya bisa buka warung yang lebih gede karena ada tambahan modal dari program Mekaar,” katanya saat meninjau pelaksanaan program Mekaar Binaan PNM, di Stadion Gongseng, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (10/1) sore.
Oleh karena itu, Presiden mengingatkan agar ada pendampingan bagi para pelaku usaha super mikro dan kedisiplinan dalam mengangsur cicilan.
“Saya melihat bahwa usaha-usaha ini adalah banyak yang usaha rumahan tetapi sebenarnya inilah yang mengangkat, memberikan tambahan income tambahan kesejahteraan kepada keluarga meskipun tadi ada yang mengeluh kan keuntungan sehari ada yang Rp 100 ribu ada yang Rp 150 ribu tapi itu kalau perbulan itu uang yang cukup besar untuk tambahan keluarga,” ujarnya.
Presiden menjelaskan bahwa program Mekaar ini merupakan program jangka panjang. Pemerintah berharap usaha yang awalnya dari yang super mikro ini nantinya menjadi mikro.
“Artinya, bisa masuk ke KUR (Kredit Usaha Rakyat), KUR yang mikro yang dibawah Rp 25 juta. KUR mikro lolos masuk lagi ke KUR yang kecil Rp 25 juta–Rp 500 juta,” jelasnya.
Presiden menyatakan bahwa semua itu membutuhkan waktu. Hal ini juga tidak mungkin dapat dilakukan dalam jangka waktu satu tahun. “Arahnya kesana tapi memang ini memerlukan waktu, nggak mungkin setahun, dua tahun, 3 tahun, 4 tahun, ini memerlukan tahapan-tahapan untuk masuk ke level yang lebih tinggi.Tapi yang paling penting kita melakukan pelatihan mendidik agar masyarakat mikro yang dalam proses memiliki usaha ini betul-betul bisa nanti naik tingkat, harapan kita itu,” ucapnya.
Presiden menuturkan bahwa kunci untuk berkembang bagi usaha kecil adalah dengan kedisiplinan. “Disiplin waktu, disiplin mengangsur, disiplin kualitas meskipun kecil-kecil harus mengikuti trend pasar,” tandasnya.
Sumber: http://setkab.go.id
Editor: Eva Ulpiati