Home Nasional Hadiri Investment Forum di AS, Menteri BUMN Tawarkan Tujuh Sektor Potensial Indonesia

Hadiri Investment Forum di AS, Menteri BUMN Tawarkan Tujuh Sektor Potensial Indonesia

58
0
SHARE

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengundang para investor dari Amerika Serikat untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Terdapat tujuh sektor potensial di Indonesia yang dapat dikembangkan oleh para investor, seperti energi terbarukan, pertambangan mineral, infrastruktur, transportasi darat, transportasi laut dan udara, industri manufaktur dan pariwisata.

Rini menjelaskan, tujuh sektor tersebut merupakan sektor yang tengah dipercepat pembangunannya oleh Pemerintah guna mendorong laju pertumbuhan ekonomi.

“Kami percaya bahwa penting untuk melayani investor di masa akan datang dengan semua fasilitas yang dibutuhkan seperti listrik, konektivitas dan efisiensi ekonomi. Sudah menjadi tugas Saya untuk menarik investasi ke Indonesia sekaligus mengajak para investor untuk menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Rini dalam acara Investment Forum ‘Central for Strategic & International Studies (CSIS) – Bank BNI Roundtable’ di Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (24/7).

Rini mengungkapkan, dalam sektor energi terbarukan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Pemerintah tengah mengembangkan potensi besar dari energi panas bumi (geothermal), solar panel (tenaga surya) dan pembangkit listrik bertenaga angin.

“Presiden menargetkan sedikitnya 23 persen bauran energi nasional akan berasal dari sumber terbarukan pada 2025. Oleh karena itu, BUMN energi saat ini tengah fokus mengembangkan proyek geothermal senilai USD 19,3 miliar,” ungkapnya.

Indonesia terletak tepat di antara dua lempeng tektonik besar, memiliki 40 persen dari cadangan panas bumi dunia (setara dengan 28,5 GWe). Hal itu menjadikan  Indonesia sebagai negara dengan potensi geothermal terbesar.

Indonesia juga terletak tepat di khatulistiwa dan salah satu negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Ini berarti bahwa Indonesia juga memiliki potensi luar biasa untuk pembangkit listrik tenaga surya dan angin. “Singkatnya, sektor energi Indonesia adalah pasar yang sangat strategis,” ujar Rini.

Selain itu, Indonesia merupakan produsen batu bara terbesar kelima di dunia dengan memiliki cadangan batubara sekitar 26 miliar ton (per 2017).

Pemerintah saat ini juga tengah serius mewujudkan hilirisasi hasil tambang Indonesia. “Maka dari itu, dibutuhkan investasi besar untuk pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter),” tandas Rini.

Ia juga memaparkan terkait peluang investasi di sektor infrastruktur, yakni di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Walini, Jawa Barat. KEK Walini yang terletak di antara Jakarta dan Bandung ini akan fokus pada hiburan, pendidikan dan penelitian farmasi. Sedikitnya, nilai investasi yang ditawarkan pada proyek ini mencapai USD 3,6 miliar.

Ada juga peluang investasi di pelbagai konsesi Transit Oriented Development (TOD) di Jakarta sebagai penghubung hub konektivitas berbagai area di kota melalui transportasi multimode.

“Tak hanya itu, sektor manufaktur Indonesia pun tak kalah menarik, ditopang dengan 128 juta tenaga kerja lokal. Adapun pada sektor pariwisata kami tengah mengembangkan kawasan ekowisata Mandalika di Lombok. Pengembangan landmark ini akan menjadikan Mandalika tujuan bagi 2 juta turis setiap tahunnya,” paparnya.

Rini hadir bersama Deputi bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Gatot Trihargo, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media, Fajar Harry Sampurno bersama sejumlah Direktur Utama BUMN.

Hadir pula sejumlah Rektor Perguruan Tinggi Negeri seperti Rektor Universitas Indonesia Muhammad Anis, Rektor Universitas Gadjah Mada Panut Mulyono,  Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Joni Hermana, Rektor Universitas Padjajaran Tri Hanggono Achmad dan Rektor Universitas Hasanuddin Dwia Aries Tina Pulubuhu.

 

Sumber: https://jpp.go.id

Editor: Eko “Gajah”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here