Home Opini Mengukur Kemandirian Pangan Era Pemerintahan Jokowi-JK

Mengukur Kemandirian Pangan Era Pemerintahan Jokowi-JK

79
0
SHARE
Sumber foto: http://kominfo.jatimprov.go.id

Hari ini, 16 Oktober 2018, diperingati 73 tahun hari pangan sedunia. Dalam sejarahnya, hari pangan dunia ini diperingati untuk menghormati dibentuknya Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organitation-FAO). FAO merupakan lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dibentuk pada tahun 1945 silam.

Peringatan hari pangan dunia sendiri diberlakukan setelah terselenggaranya Konferensi FAO ke 20 tahun 1976 di Roma, Italia. Dalam konferensi tersebut dihasilkan resolusi Nomor 176 mengenai Hari Pangan Dunia.

Selanjutnya, resolusi tersebut disepakati dan diratifikasi oleh 147 negara, termasuk di dalamnya Indonesia. Pada tahun 1981, seluruh negara anggota FAO secara serentak memperingati Hari Pangan Sedunia setiap tanggal 16 Oktober.

Di Indonesia sendiri, dalam setiap peringatan hari pangan maupun hari tani, cita-cita besar yang selalu digaungkan adalah terwujudkan kedaulatan dan kemandirian pangan. apalagi, Indonesia merupakan negara agraris, dengan tanah yang begitu subur, bumi Indonesia mampu menumbuhkan segala produk-produk pangan yang dibutuhkan manusia.

Sejak terpilih dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu, Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla sudah memiliki komitmen besar dalam mewujudkan cita-cita kemandirian pangan di Indonesia.

Komitmen tersebut selanjutnya tertuang dalam visi Nawacita, yakni Mewujudkan KemandirianĀ  Ekonomi dengan Menggerakkan Sektor-sektor Strategis Ekonomi Domestik. Pemerintah fokus terhadap implementasi kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani dengan meningkatkan produksi pertanian dan pangan.

Empat tahun memimpin, komitmen tersebut lambat laun mulai terwujud. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian berhasil mencatatkan pertumbuhan 13,63% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Selain itu, produksi pangan juga mengalami peningkatan. Data BPS menyebutkan bahwa produksi Gabah Kering Giling (GKG) mengalami kenaikan 6,37 persen dibandingkan tahun 2014 lalu. Saat ini produksi GKG mencapai 75,36 juta ton, sebelumnya pada tahun 2014 produksi GKG hanya 70,84 juta ton. Bahkan, produksi padi pada tahun 2017 mengalami lonjakan sebesar 81,16 juta ton.

Selain komoditas padi, produksi jagung juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2017, produksi mencapai 29,86 juta ton atau mengalami peningkatan berarti sebesar 52,17 persen dibandingkan tahun 2014 lalu.

Peningkatan juga terjadi pada produksi bawang merah, dimana pada tahun 2017 produksinya mencapai 1,47 juta ton. Angka tersebut meningkat 18,79 persen dibandingkan tahun 2014.

Untuk komoditas bawang merah, sejak tahun 2016, Indonesia sudah menghentikan impor bawang. Bahkan, Indonesia berhasil menggenjot ekspor ke beberapa negara ASEAN. Padahal, pada tahun 2014, Indonesia dalam memenuhi kebutuhan bawang merahnya masih bergantung pada impor. Tahun lalu, ekspor bawang merah Indonesia mencapai 7.750 ton naik 93,5% dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencapai 736 ton.

Dalam mewujudkan komitmen kemandirian pangan, Pemerintahan Jokowi-JK juga mencanangkan pembangunan infrastruktur pertanian seperti pembangunan embung, waduk dan saluran irigasi.

Pemerintah menargetkan pembangunan 1 juta hektar jaringan irigasi baru dan merehabilitasi sekitar 3 juta hektar jaringan irigasi dalam periode 2015-2019. Pembangunan infrastruktur irigasi berupa bendung dan saluran irigasi tersebut dalam rangka meningkatkan produktivitas pangan nasional.

Menurut saya, upaya dan komitmen Pemerintahan Jokowi-JK dalam mewujudkan kemandirian pangan patut untuk didukung. Selain itu, data dan informasi mengenai capaian besar yang sudah dilakukan oleh Pemerintah di sektor pangan juga harus disebarluaskan dan didistribusikan kepada seluruh rakyat Indonesia di segala penjuru.

Disinilah peran serta media penyiaran, salah satunya Radio, dalam partisipasinya menyongsong kemandirian pangan Indonesia yang akan segera datang.

 

Iwan Dwi Laksono

Ketua Umum Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here