Home Opini Jakarta Bersolek

Jakarta Bersolek

687
0
SHARE


Jaman, Opini (5/10) – Jakarta mulai encok dan sakit pinggang, semakin tambah usianya semakin berat beban dipunggungnya. Jumlah penduduk bertambah, jakarta terus bersolek agar cantik menggoda merayu pendatang hijrah tinggalkan desa.Kota ini selain mesin kekuasaan juga pusat bisnis yang menggiurkan.Apa yang tidak ada di Jakarta, selain sopan santun dan sifat gotong royong yang mulai terkikis habis pelan pelan.Orang orang berubah jadi indiviudalis, saling curiga mencurigai tak jarang juga beradu pisik untuk sekedar urusan perut.

Jakarta semakin bersolek di usianya yang renta, mau tidak mau pembangunan terus tumbuh. Langit semakin dekat dengan bumi, gedung gedung raksasa terus berlomba mencabik langit. Jalan raya dibuat kinclong dan licin , “ hati hati kepleset “

Lalu pembangunan, kecantikan dan kemolekan ibu kota ini untuk siapa sebenarnya ?. Segelintir atau khalayak ramai yang menikmati. Pembangunan yang salah arah dan berpaling dengan kepentingan umat akan jadi bom waktu untuk jakarta. Dan ini sudah hampir meledak.

Ketika gedung gedung yang siap menerkam angkasa itu berdiri berapa jumlah warga jakarta dari rakyat menengah kebawah yang punya kesempatan untuk jadi tenaga kerjanya, tentu ada yang jelas , untuk posisi sekuriti atau opis boy ( tidak bermaksud merendahkan profesi tersebut ) tapi berapa upah yang didapat dari profesi tersebut dibanding staf lain digedung itu?, melihat resiko kerjanya bahkan sistem kerja kontrak yang mereka dapat tidak sebanding dengan uang yang mereka bawa pulang.

Mengenai jalan mulus dan semakin melebar dijakarta ini apa benar banyak manfaatnya bagi rakyat jelata, kalau mobil mobil pribadi tak dibatasi perolehannya ( ini bukan melarang orang untuk mempunyai sesuatu secara pribadi ) infrastruktur pendukung seperti angkutan massa yang manusiawi dan murah perlu juga di imbangi. Agar siaspal licin tentu bermanfaat untuk semua kalangan.

Jakarta berbenah terus mencari cari jalan keluar agar dipandang indah dan aman bagi investor, dan itu hanya untuk investor bukan untuk rakyat kebanyakan yang mayoritas menengah kebawah. Pembangunan yang mendewakan keindahan ini membuat kota ini semakin tamak , dan melupakan sisi kemanusiaan. Pengguuran atau relokasi kampung kampung kumuh dan kaki lima terus terjadi dengan jargon penertiban

Mereka manusia bukan kuman atau bibit penyakit, mau dikemanakan mereka, relokasi yang diberikan pemda apa sudah sesuai dengan harapan mereka sebagai manusia, rumah yang lebih layak dan tentu terjangkau bagi kantong dan profesi pekerjaan mereka, adakah rumah susun yang dekat dengan pusat kota dan tidak berbayar untuk dispensasi dari penggusuran itu.

Jakarta adalah surga jakarta adalah malapetaka, surga bagi kaum cukong dan para pemodal besar, tapi justru malapetaka bagi mayoritas rakyat penghuninya. Mereka tak bisa menolak saat digusur, mereka tak punya daya tawar saat relokasi ditentukan begitu saja. Belum lagi para pedagang pasar tradisional yang terus menerus bersaing dengan pasar modern bermodal besar yang bertebaran diseluruh pelesok ibu kota. Juga para pemuda usia produktif menengah kebawah yang kesulitan mencari kerja, dengan latar pendidikan yang rendah karena biaya sekolah tinggi.

Inilah JAKARTA siapa kuat dia bertahan.

Jakarta bersolek, Jakarta baru, Jakarta lebih sejahtera, Jakarta manusiawi , Jakarta lebih baik, Jakarta santun , apalah namanya. Kita pasti akan dengar jargon jargon luar biasa dan kreatif beberapa bulan ke depan. Para pedagang bertopeng politik akan mencari simpati warga jakarta. Pilkada ada perang , perang politik, perang program , perangnya para pemodal. Warga jakarta akan dilibatkan dalam perang tersebut sebagai prajurit dengan nama sakti demokrasi pilkada.

Dalam pilkada kedepan pemenangnya adalah representatif dari pedagang dan pemodal. Prajurit prajurit akan dilupa saat sang pemenang sumpah jabatan dibawah kitab tuhan. Lalu mereka akan memotong motong kue beberapa bagian untuk kolega dan para cukong sebagai balas budi jasa pendanaan.

Jakarta bung , semakin tua semakin menjadi,Semoga tulisan ini salah, semoga harapan rakyat benar , semoga pula janji kandidat benar.Semoga.. semoga saja.

Salam Ibnu Handoko ( inu )Tukang foto keliling

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here